Sumpah tujuh keturunan bukan sumpah biasa-biasa. Usai padang jarak padang terkukur tersemat di dada zaman, tamatlah jua sumpah seorang pejuang budaya dan sejarah di bumi Langkawi yang terpendam di dasar hati puluhan tahun. Pejuang tidak pernah berundur. Sekalipun bercerai nyawa dari badan, berdikit-dikit beliau terus ‘berpencak’ secara terus agar seni budaya dan sejarah Mahsuri tidak hilang begitu sahaja.
Gelanggangnya adalah masyarakat. Kuda-kuda ditegapkan selama ini bagi menangkis musuh. Musuhnya adalah masa dan peradaban. Namun, Abata tetap dijunjung dan diletakkan pada singgahsana termahal. Ku Halim Ku Hassan bukan manusia biasa-biasa. Sajak-sajaknya umpama keris berlok tujuh yang dilangir dengan limau dari 99 pulau.
Dear publishers and self-publisher, kindly be informed that Book Capital & E-Sentral are now using the same publisher panel for your convenience in uploading and updating your eBook content.
If you wish to proceed to log in/ sign up, click Yes. Otherwise, kindly click the X icon to close.