[ No Description ]



 



Rp 39.749

"Apa yang ada dalam benak seorang ibu jika anak-anaknya yang beranjak dewasa kelak tidak mau kembali lagi ke ""rumah""? Kesepian, hampa, atau memilih berdamai dengan takdir? Bisa jadi, itu pula yang dirasakan oleh ibu pertiwi kita, Indonesia. Setiap tahun, ribuan pemuda menuntut ilmu ke luar negeri, menancapkan harapan masa depan. Bisa dihitung berapa yang akhirnya memilih pulang. Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang tidak semata-mata ditujukan kepada putra bangsa yang lebih memilih pergi akibat rentetan kekecewaan terhadap negerinya sendiri. Tetapi juga mengingatkan anak-anak bangsa agar berhenti menyalahkan keadaan dan merangkai aksi demi masa depan. Dan dengan bangga, mereka akan berkata, ""Tenang, Ibu, masih ada aku.""Apa yang ada dalam benak seorang ibu jika anak-anaknya yang beranjak dewasa kelak tidak mau kembali lagi ke ""rumah""? Kesepian, hampa, atau memilih berdamai dengan takdir? Bisa jadi, itu pula yang dirasakan oleh ibu pertiwi kita, Indonesia. Setiap tahun, ribuan pemuda menuntut ilmu ke luar negeri, menancapkan harapan masa depan. Bisa dihitung berapa yang akhirnya memilih pulang. Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang tidak semata-mata ditujukan kepada putra bangsa yang lebih memilih pergi akibat rentetan kekecewaan terhadap negerinya sendiri. Tetapi juga mengingatkan anak-anak bangsa agar berhenti menyalahkan keadaan dan merangkai aksi demi masa depan. Dan dengan bangga, mereka akan berkata, ""Tenang, Ibu, masih ada aku.""Apa yang ada dalam benak seorang ibu jika anak-anaknya yang beranjak dewasa kelak tidak mau kembali lagi ke ""rumah""? Kesepian, hampa, atau memilih berdamai dengan takdir? Bisa jadi, itu pula yang dirasakan oleh ibu pertiwi kita, Indonesia. Setiap tahun, ribuan pemuda menuntut ilmu ke luar negeri, menancapkan harapan masa depan. Bisa dihitung berapa yang akhirnya memilih pulang. Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang tidak semata-mata ditujukan kepada putra bangsa yang lebih memilih pergi akibat rentetan kekecewaan terhadap negerinya sendiri. Tetapi juga mengingatkan anak-anak bangsa agar berhenti menyalahkan keadaan dan merangkai aksi demi masa depan. Dan dengan bangga, mereka akan berkata, ""Tenang, Ibu, masih ada aku.""Apa yang ada dalam benak seorang ibu jika anak-anaknya yang beranjak dewasa kelak tidak mau kembali lagi ke ""rumah""? Kesepian, hampa, atau memilih berdamai dengan takdir? Bisa jadi, itu pula yang dirasakan oleh ibu pertiwi kita, Indonesia. Setiap tahun, ribuan pemuda menuntut ilmu ke luar negeri, menancapkan harapan masa depan. Bisa dihitung berapa yang akhirnya memilih pulang. Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang tidak semata-mata ditujukan kepada putra bangsa yang lebih memilih pergi akibat rentetan kekecewaan terhadap negerinya sendiri. Tetapi juga mengingatkan anak-anak bangsa agar berhenti menyalahkan keadaan dan merangkai aksi demi masa depan. Dan dengan bangga, mereka akan berkata, ""Tenang, Ibu, masih ada aku."""
view book