Nur Amani, hidupnya mendambakan bahagia. Kehadiran dua lelaki dalam hidupnya mengundang pelbagai suka dan duka. Dalam kemarau mencari bahagia, dia dipertemukan dengan Iqbal Hakim yang mengungkap cinta hanya di bibir saja.
~Aku pernah serahkan hati ini padamu. Namun kau cemari cintaku dengan pengkhianatan. Aku berikan kau peluang demi peluang namun pengakhirannya, aku tetap dilukai.~ Nur Amani
Belum kering luka di hati, datang pula Umar Rayyan menjengah kehidupan. Tidak salah rasanya dia mencari cinta yang baru demi mengubati lara itu.
~ Keikhlasan dan kesungguhanmu buat aku lebur. Kasih sayang dan cintamu memberikan aku harapan untuk terus mempercayai adanya bahagia untukku. Berikanlah aku sedikit waktu…~ Nur Amani
Menggalas tanggungjawab sebagai isteri kepada manusia asing dalam hidupnya bukanlah satu tugas yang mudah. Namun dia percaya Allah adalah sebaik-baik perancang dan kasih sayang Allah mendahului kemurkaan-Nya.
~Aku buta dalam mengenal erti cinta, namun aku yakin yang kau tercipta untukku. Akan aku ubati segala lara di hatimu. Jangan pernah kau menjauh kerana sesaat pun aku tak bisa hidup tanpamu... Ambillah masamu untuk kau tanam benih cintaku di hatimu. Seribu tahun pun aku rela menunggu... ~ Umar Rayyan.
Mampukah Nur Amani menerima kehadiran Umar Rayyan dalam hidupnya sedangkan hati masih menyimpan rindu dan harapan kepada Iqbal Hakim? Kala Iqbal Hakim mendambakan cintanya, mampukah Nur Amani mengharungi kemelut hati sendiri yang tak pernah henti dilambung gelora.
Dear publishers and self-publisher, kindly be informed that Book Capital & E-Sentral are now using the same publisher panel for your convenience in uploading and updating your eBook content.
If you wish to proceed to log in/ sign up, click Yes. Otherwise, kindly click the X icon to close.